Tahun 2015 lalu satu dari tiga orang Inggris berusia 16-24 tahun (late millennials) sama sekali tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Angka ini naik pesat dari posisi tahun 2005 dimana satu dari lima orang tak mengonsumsi alkohol.
Survei dari Everbrite menunjukkan bahwa mengonsumsi alkohol dan mabuk kini tak lagi cool. Hanya satu dari sepuluh milenial melihat mabuk sebagai sesuatu yang cool. Kenapa begitu? Karena itu turun-temurun dilakukan oleh orang tua dan kakek mereka.
Survei itu menemukan, mabuk bagi generasi milenial sesuatu yang “menyedihkan” dan “memalukan”. Empat dari sepuluh milenial memiliki pandangan yang negatif terhadap orang yang mabuk.
Tentu saja milenial tidak minum alkohol juga karena masalah keuangan. Karena itu tak heran jika survei mengatakan bahwa satu dari empatmilenial berpikir lebih baik membelanjakan duitnya untuk kebutuhan lain ketimbang alkohol.
Faktor lain tentu saja masalah kesehatan. Karena alkohol dan mabuk tidak bagus untuk kesehatan. Mereka berkaca pada orang tua mereka dengan kondisi kesehatan di hari tua begitu memprihatinkan.
Dan alasan yang paling menarik, rupanya milenial tak mau terlihat kacau-balau atau melakukan kebodohan ketika mereka sedang mabuk.
Kasus mabuk dan mengurangi konsumsi alkohol ini menarik sekali menunjukkan kepada kita para marketers bahwa alasan fundamental seperti: Psikologis, ekonomi dan keuangan, kesempatan masa-masa berkarir, tuntutan kesehatan, atau citra diri di media sosial bisa “berkolaborasi” satu sama lain untuk mengubah kebiasaan konsumen yang sudah berlangsung puluhan tahun bahkan ratusan tahun.