“Model yang memetakan 4 pergeseran besar perilaku konsumen di era pandemi”
Pandemi COVID-19 telah mengubah konsumen Indonesia secara mendasar. Model ini mencoba memotret pergeseran perilaku konsumen selama pandemi COVID-19 yang mencakup 4 hal.
Stay @ Home Lifestyle
Ketika mobilitas orang mulai dibatasi dan harus tinggal di rumah, maka terbentulah gaya hidup baru dimana konsumen melakukan aktivitas working-living-playing di rumah. Working from home, learning from home, home entertainment, hingga telemedecine from home menjadi kenormalan baru yang menjadi permanen di era pandemi.
Bottom of The Pyramid
Sebelum terjadi pandemi kita berada di era leisure economy dimana preferensi konsumen berada di puncak piramida Maslow yaitu esteem dan self-actualization. Di masa pandemi pergeseran mendasar terjadi dimana kebutuhan konsumen bergeser dari “puncak piramida” ke “dasar piramida”. Prioritas konsumen kembali ke basic needs seperti makanan-minuman, kesehatan jiwa-raga, dan koneksi internet.
Go Virtual
Pandemi COVID-19 menandai terbentuknya ekonomi baru yaitu low-touch & less-crowd economy dimana persentuhan fisik harus diminimalisir dan kerumunan massa harus dihindari. Akibatnya konsumen bermigrasi dari ranah fisikal ke virtual. Di era pandemi, kini mereka bekerja, belajar, berbelanja, berobat, menikmati hiburan, bahkan beribadah secara virtual menggunakan perangkat digital.
Empathic Society
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang gotong-royong dan suka tolong-menolong. Karena itu datangnya pandemi melahirkan meningkatnya kepedulian dan empati di kalangan masyarakat. Di tengah masyarakat yang mengalami kesusahan karena kematian akibat COVID-19 atau kehilangan pekerjaan karena resesi, mucul rasa kepedulian dan kesetiakawanan sosial dalam bentuk gerakan kepedulian, donasi, atau zakat-sodakoh. Pandemi menciptakan empathic society yang penuh empati, welas asih dan sarat solidaritas sosial.